MINYAK BUMI
LATAR BELAKANG
Minyak bumi memiliki pean penting dalam kehidupan kita. Ia
digunakan untuk bahan baka dan bahan baku industri kimia. Kendaraan bermotor
yang lalu lalang di jalan menggunakan bahan bakara hasil olahan minyak bumi.
Minyak bumi dan turunannya digunakan untuk membuat obay-obatna, pupuk,
pelengkapan makan, plastik, bahan bangunan, cat, pakaian, dan untuk pembangkit
listrik.
Oleh karena itu, dalam laporan ini akan dibahas lengkap
segala sesuatu yang bekaitan denagn minyak bumi.
Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum,
dari bahasa Latin petrus –
karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam,
adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang
berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari
campuran kompleks dari berbagaihidrokarbon, sebagian besar
seri alkana, tetapi
bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
Teori Pembentukan Minyak Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas
dari bahasan teori pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang
membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak
bumi dengan minyak bumi lainnya. Berikut ini akan dibahas 2 teori pembentukan
minyak bumi.
Teori Biogenesis (Organik)
Macquir (Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama
kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan.
Kemudian M.W Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat
di atas juga didukun oleh sarjana lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, bearl,
Hofer. Meeka mengatakan bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut
yan telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam
perut bumi.”
Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat
logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan
denagn C02 membentuk asitilena. Kemudian Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa
minyak bumi tebentuk akibat adanya pengauh kerja uap pada kabida-karbida logam
di dalm bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang
mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zamn prasejarah, jauh
sebelum bumi terbentuk dan besamaan dengan proses terbentuknya bumi.pernyataan
itu berdasar fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir bebeapa planet lain.
Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil ekplorasi (pengeboran) masih berupa minyak
mentah atau crude oil. Minyak mentah ini mengandung berbagai zat kimia berwujud
gas, cair, dan padat. Komponen utama minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon,
baik alifatik, alisiklik, maupun aromatik. Kadar unsur karbon dalam minyak bumi
dapat mencapai 50%-85%, sedangkan sisanya merupakan campuran unsur hydrogen dan
unsur-unsur lain. Misalnya, nitrogen (0-0,5%), belerang (0-6%), dan oksigen
(0-3,5%).
1. Senyawa hidokarbon alifatik rantai lurus
Senyawa hidokabon alifatik rantai luus biasa disebut alkana
atau normal parafin. Senyawa ini banyak terdapat dalam gas alam dan minyak bumi
yang memiliki antai karbon pendek. Contoh: Etana Propana
Senyawa hidrokarbon bentuk siklik
Senyawa hidrokarbon siklik merupakan snyawa hidrokarbon
golongan sikloalkana atau sikloparafin. Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus
molekul sama dengan alkena., tetapi tidak memiliki ikatan rangkap dua dan
membentuk dtruktur cinicin. Dalam minyak bumi, antarmolekul siklik tersebut
kadag-kadanag bergabung membentuk suatu molekul yang terdii atas beberapa
senyawa siklik.
Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang
Senyawa golongan isoalkana atau isoparafin. Jumlah senyawa
hidrokarbon ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus dan
senyawa hidrokarbon bentuk siklik.
Senyawa Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon
yang berbentuk siklik segienam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon
aromatik ini terdapat dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar.
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak
bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude
oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi:
1. Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung
kadar logam dan belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas
rendah).
2. Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
2. Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan.
Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumu bor. Minyak mentah yang diperoleh
ditampunga dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki
atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (crude oil) bebentuk caian kental hitam dan
berbau tidak sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan baka
maupun keperluan lainnya, tetapi haus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah
mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon denagn jumlah atom C-1 hingga 50.
Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimanaminyak
mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan rentang titik didih
tertentu.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak
mentah pada suhu 400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana
akan tejadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang titik
didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui
sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Sementara itu, semakin ke ats, suhu semakin rendah, sehinga
setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan
terpisah, sedangkan komponen yang itik didihnya lebih rendah akan terus naik ke
bagian atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai puncak menara
adalah komponen yang pada suhu kamar beupa gas. Komponen berupa gas tadi
disebut gas proteleum. Melalui kompresi dan pendinginan, ga sproteleum
dicairkan sehingga diperoleh LPG (Liquid Proteleum Gas)
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan
berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik
dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah
yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating,
dan blending.
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran
senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun
campuran tersebut. Meskipun komposisinya kompleks, terdapat cara mudah
untuk memisahkan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan nilai titik
didihnya, yang disebut proses distilasi bertingkat. Destilasi merupakan
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom
fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam
furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan
tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas
dan bertekanan tinggi)
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif (zat penambah).
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif (zat penambah).
Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul
senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih
kecil. Terdapat dua cara proses cracking, yaitu :
Cara panas (thermal cracking), adalah proses cracking dengan
menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking
dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik
(rantai karbon bercabang).
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul
kecil menjadi molekul besar.
Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara
menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut :
Copper sweetening dan doctor treating
Acid treatment
Desulfurizing (desulfurisasi)
Blending
Bensin merupakan contoh hasil minyak bumi yang banyak
digunakan di dunia. Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan
blending (pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang
dapat ditambahkan ke dalam proses pengolahannya.
FRAKSI MINYAK BUMI
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik,
mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon
berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai
hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon
dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan
bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan
sederhana sebagai berikut:
Fraksi
|
Ukuran Molekul
|
Titik Didih (oC)
|
Kegunaan
|
Gas
|
C1 – C5
|
-160 – 30
|
Bahan bakar (LPG), sumber hidrogen
|
Petoleum eter
|
C5 – C7
|
30 – 90
|
Pelarut, binatu kimia (dry cleaning)
|
Bensin (gasoline)
|
C5 – C12
|
30 - 200
|
Bahan baka motor
|
Kerosin, minyak diesel/solar
|
C12 - C18
|
180 – 400
|
Baha bakar mesin diesel, bahan bakar industi, untuk cracking
|
Minyak pelumas
|
C16 ke atas
|
350 ke atas
|
Pelumas
|
Parafin
|
C20 ke atas
|
Za padat dengan titik cai rendah
|
Lilin dan lain-lain
|
aspal
|
C25 ke atas
|
residu
|
Baha bakar dan untuk pelapis jalan raya
|
BENSIN (PETROL atau GASOLINE)
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang
dimaksudkan untuk kendaraan bermoto roda dua, tiga, atau empat. Dewasa ini,
tersedia 3 jenis bensin, yaitu premium, petamax, dan peamax plus. Ketiganya
mempunyai mutu atau peformance yang berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin
dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakn
dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan
semakin tinggi nilai oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan
baka, yaiu pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi
yang tepat. Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan
bakar dan dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa
sebagai pembanding yaitu ”isooktana” dan n-hepatana. Kedua senyawa ini adalah
dua diantara banyak macam senyawa yang tedapat dalam bensin. Isooktana
menghasilkan ketukan palin sedikit dan dibei nilai oktan 100. sedangkan
n-heptana menyebabkan keukan paling banyak.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, bearti mutu bahan bakar
itu setara denagn campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana. Premium
mempunyai nilai oktan 88. sedangakan pertamax plus mempunyai nilai 94.
Bilangan oktan bensin dapat juga ditingkatkan dengan cara
menambah zat aditif antiketukan, seperti TEL, MTBE, dan etanol.
1. Tetraethyl lead (TEL)
Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di
negara kita adalah Tetraethyl lead (TEL, lead = timbel atau timah hitam) yang
rurmus kimianya Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas,
pada bensin yang mengandung TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen
bromide (C2H2Br). Penambahan 2 – 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat
menaikkan nilai oktan sebesar 15 poin.
2. Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki
bilangan oktan 118. Senyawa MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL karena tidak
mengandung logam timbel.
3. Etanol
3. Etanol
Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat aditif yang
dapat meningkatkan efisiensi pembakaran bensin. Etanol lebih unggul
dibandingkan TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan logam timbel dan
lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
KILANG MINYAK DI INDONESIA
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas
industri yang mengolah minyak
mentah menjadi produk
petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang
menjadi bahan baku bagi industri petrokimia.
Pertamina
Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara (Kapasitas
5 ribu barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal
tahun 2007
Pertamina
Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau (Kapasitas Kilang Dumai
127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari)
Pertamina
Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan (Kapasitas
145 ribu barel/hari)
Pertamina
Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 348 ribu barel/hari)
Pertamina
Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas
266 ribu barel/hari)
Pertamina
Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat (Kapasitas
125 ribu barel/hari)
Pertamina
Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat (Kapasitas
10 ribu barel/hari)
Pusdiklat
Migas Cepu, Jawa
Tengah (Kapasitas 5 ribu barel/hari)
Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.
OPEC
OPEC (singkatan dari Organization of the Petroleum
Exporting Countries; bahasa Indonesia:
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi) adalah organisasi yang
bertujuan menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi, harga dan hak
konsesi minyak bumi dengan
perusahaan-perusahaan minyak. OPEC didirikan pada 14 September 1960 di Bagdad, Irak. Saat itu anggotanya hanya
lima negara. Sejak tahun1965 markasnya
bertempat di Wina, Austria.
Aljazair (1969)
Angola (1
Januari 2007)
Libya (Desember
1962)
Nigeria (Juli
1971)
Arab Saudi (negara
pendiri, September 1960)
Iran (negara
pendiri, September 1960)
Irak (negara
pendiri, September 1960)
Kuwait (negara
pendiri, September 1960)
Qatar (Desember
1961)
Uni
Emirat Arab (November 1967)
Ekuador (1973–1993,
kembali menjadi anggota sejak tahun 2007)
Venezuela (negara
pendiri, September 1960)
Anggota yang keluar
Gabon (keanggotaan
penuh dari 1975–1995)
Indonesia (anggota
dari Desember 1962–Mei 2008)
Pada Mei 2008, Indonesia mengumumkan bahwa
mereka telah mengajukan surat untuk keluar dari OPEC pada akhir 2008 mengingat
Indonesia kini telah menjadi importir minyak (sejak 2003) atau net
importer dan tidak mampu memenuhi kuota produksi yang telah ditetapkan.
Kemungkinan jadi anggota
Suriah, Sudan, dan Bolivia (ketiga negara ini
sudah diundang oleh OPEC untuk bergabung) Brasil (ingin bergabung
setelah ditemukan cadangan minyak yang besar di Atlantik)
I. PENCEMARAN AKIBAT PENGGUNAAN MINYAK BUMI
1. Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer
bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian
300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas
manusia.
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer
bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian
300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas
manusia.
Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah
berbeda-beda. Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan
rumah tangga, dan industri.
No
|
Polutan
|
Dihasilkan dari
|
1
|
Karbon dioksida (CO2)
|
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara),
pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, serta pembusukan.
|
2
|
Sulfur dioksida (SO2) nitrogen monoksida (NO)
|
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara),
misalnya gas buangan kendaraan.
|
3
|
Karbonmonoksida (CO)
|
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara)
dan gas buangan kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna.
|
4
|
Kloro Fluoro Carbon (CFC)
|
Pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang
menggunakan penyemprot aerosol.
|
Dampak pencemaran udara dapat berskala mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran udara berdampak pada
kesehatan manusia. Misalnya, udara yang tercemar gas karbon monoksida (CO) jika
dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan, jika orang tersebut terlambat
ditolong dapat mengakibatkan kematian. Dampak pencemaran udara berskala makro,
misalnya fenomena hujan asam dalam skala regional, sedangkan dalam skala global
adalah efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.
Karbon dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan
gas alam telah lama dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan manusia terhadap
energi. Misalnya untuk berbagai keperluan rumah tangga, industri, dan
pertanian. Ketika bahan bakar minyak tersebut dibakar, karbon dioksida
dilepaskan ke udara. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah karbon
dioksida yang dilepaskan ke udara terus mengalami peningkatan. Apakah dampak
peningkatan CO2 terhadap lingkungan?
Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak stabil. Karbon monoksida yang berada di kota besar
sebagian besar berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor yang gas-gas
pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, karbon monoksida dapat berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil serta proses industri.
Karbon monoksida dalam tubuh manusia lebih cepat berikatan
dengan hemoglobin daripada oksigen. Jika di udara terdapat karbon monoksida,
oksigen akan kalah cepat berikatan dengan hemoglobin.
Beberapa orang akan menderita defisiensi oksigen dalam
jaringan tubuhnya ketika haemoglobin darahnya berikatan dengan karbon monoksida
sebesar 5%. Seorang perokok haemoglobin darahnya sering ditemukan mengandung
karbon monoksida lebih dari 10%.
Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang
menderita sakit kepala dan pusing. Kandungan karbon monoksida yang mencapai
0.1.% di udara dapat mengganggu metabolisme tubuh organisme. Oleh karena itu,
ketika memanaskan mesin kendaraan di dalam garasi sebaiknya pintu garasi dibuka
agar gas CO yang terbentuk tidak terakumulasi di dalam ruangan dan terhirup.
Sulfur dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara ketika terjadi
pembakaran bahan bakar fosil dan pelelehan biji logam. Konsentrasi SO2 yang
masih diijinkan ialah antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan tetapi, di daerah yang
dekat dengan industri berat, konsentrasi senyawa tersebut menjadi lebih tinggi,
yaitu 3.000 mg m-3 .
Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat menyebabkan
gangguan kesehatan pada manusia, terutama menyebabkan penyakit bronkitis,
radang paru-paru (pneumonia), dan gagal jantung. Partikel-partikel ini biasanya
sulit dibersihkan bila sudah mencapai alveoli sehingga menyebabkan iritasi dan
mengganggu pertukaran gas.
Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di sekitar daerah
pencairan tembaga dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi hingga mencapai
jarak beberapa kilometer jauhnya. Tumbuhan mengabsorbsi sulfur dioksida dari
udara melalui stomata. Tingginya konsentrasi sulfur dioksida di udara
seringkali menimbulkan kerusakan pada tanaman pertanian dan perkebunan.
Nitrogen oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting di dalam
penyusunan jelaga fotokimia. Nitrogen dioksida dihasilkan oleh gas buangan
kendaraan bermotor. Peroksiasil nitrat yang dibentuk di dalam jelaga sering
menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru. Selain itu, bahan polutan
tersebut dapat merusak tumbuhan.
Hujan asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan
serta pembangkit listrik tenaga disel dan batubara yang utama adalah sulfur
dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan tersebut
bereaksi di udara membentuk asam yang jatuh ke bumi bersama dengan hujan dan
salju. Misalnya, sulfur dioksida berreaksi dengan oksigen membentuk sulfur
trioksida.
2 SO2 + O2 2 SO3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk
asam sulfat.
SO3 + H2O H2SO4
Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari
awan yang akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam. Hujan
asam dapat mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman pertanian, dan perkebunan.
Hujan asam juga akan mengakibatkan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari
logam, misalnya jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya berbagai bangunan.
Selain itu, hujan asam akan menyebabkan penurunan pH tanah, sungai, dan danau,
sehingga mempengaruhi kehidupan organisme tanah, air, serta kesehatan manusia.
Efek rumah kaca (green house effect)
Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan
bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di
atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan
fenomena yang terjadi di dalam rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke
dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan sebagian
lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah
kaca dan mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan
meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi
diumpamakan seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut
tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh
benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang
dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra merah. Sebagian
radiasi infra merah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut:
gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O
dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap
seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan
kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi
meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub
utara dan selatan. Kondisi ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut,
sehingga menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam,
sedangkan daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca
menimbulkan perubahan iklim, misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C sampai
4°C pada abad ke-21, kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai tempat
dapat mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan
kehidupan manusia.
Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi
pada ketinggian ± 30 km diatas bumi. Lapisan ozon terdapat pada lapisan
atmosfer yang disebut stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99%
radiasi sinar Ultra violet (UV) yang dipancarkan ke matahari.
Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang berasal dari produk
aerosol (gas penyemprot), mesin pendingin dan proses pembuatan plastik atau
karet busa, jika sampai ke lapisan stratosfer akan berikatan dengan ozon. CFC
yang berikatan dengan ozon menyebabkan terurainya molekul ozon sehingga terjadi
kerusakan lapisan ozon, berupa penipisan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat telah membentuk
lubang seperti di atas Antartika dan kutub Utara. Lubang ini akan mengurangi
fungsi lapisan ozon sebagai penahan sinar UV. Sinar UV yang sampai ke bumi akan
menyebakan kerusakan pada kehidupan di bumi. Kerusakan tersebut antara lain
gangguan pada rantai makanan di laut, serta kerusakan tanaman budidaya
pertanian, perkebunan, serta mempengaruhi kesehatan manusia.
Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek dari bermacammacam
bentuk radiasi. Misalnya, radiasi matahari yang mengandung sinar ultraviolet
dan gelombang infra merah. Selain berasal dari matahari, radiasi dapat juga
berasal dari luar angkasa, berupa sinar kosmis dan mineral-mineral radioaktif
dalam batubatuan. Akan tetapi bentuk radiasi akibat aktivitas manusia akan
menimbulkan polusi.
Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji coba bom nuklir
dan penggunaan bom nuklir oleh manusia dapat berupa gelombang elektromagnetik
dan partikel subatomik. Kedua macam bentuk radiasi tersebut dapat mengancam
kehidupan makhluk hidup.
Dampak radiasi dapat dilihat pada tingkat genetik dan sel
tubuh. Dampak genetik pada interfase menyebabkan terjadinya perubahan gen pada
AND atau dikenal sebagai mutasi gen. Dampak somatik (sel tubuh) adalah
seseorang memiliki otak yang lebih kecil daripada ukuran normal, cacat mental,
dan gangguan fisik lainnya serta leukemia.
2. Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat,
seperti danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air, misalnya
pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai,
pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut
minyak.
Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan
anorganik memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air sungai, terutama di
daerah perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah organik dan anorganik
yang mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit, terutama bagi
masyarakat yang mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan
sehari-hari. Proses penguraian sampah dan deterjen memerlukan oksigen
sehingga kadar oksigen dalam air dapat berkurang. Jika kadar oskigen suatu
perairaan turun sampai kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan biota air
seperti ikan terancam.
Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air terutama
karena penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan herbisida. Pencemaran air oleh
pupuk, pestisida, dan herbisida dapat meracuni organisme air, seperti plankton,
ikan, hewan yang meminum air tersebut dan juga manusia yang menggunakan air
tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida seperti DDT yang
terakumulasi dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat terbawa dalam rantai
makanan ke tingkat trofil yang lebih tinggi, yaitu manusia.
Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke
bendungan, danau, serta laut dapat menyebabkan meningkatnya zat-zat hara di
perairan. Peningkatan tersebut mengakibatkan pertumbuhan ganggang atau enceng
gondok menjadi pesat (blooming).
Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan
kemudian mati membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya. Kondisi ini
mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan organisme
anaerob. Fenomena ini disebut sebagai eutrofikasi.
Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah
pertambangan minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker yang mengangkut
minyak. Setiap tahun diperkirakan jumlah kebocoran dan tumpahan minyak dari
kapal tanker ke laut mencapai 3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton. Tumpahan minyak
merusak kehidupan di laut, diantaranya burung dan ikan. Minyak yang menempel
pada bulu burung dan insang ikan mengakibatkan kematian hewan tersebut.
J. ENERGI ALTERNATIF
1. Biodiesel dari minyak kelapa
Bahan bakar minyak bumi (fosil) diperkirakan sekitar 60
tahun lagi akan habis. apabila dieksploitasi secara besar-besaran. Untuk
memperlambat dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi
tersebut salah satunya adalah dengan bahan bakar biodiesel yang bahan bakunya
sangat besar untuk dikembangkan. Salah satu bahan baku yang bisa dijadikan
biodiesel adalah minyak kelapa. dalam satu molekul minyak kelapa terdiri dari 1
unit gliserine dan sejumlah asam lemak.
Dan 3 (tiga) unit asam lemak dari rantai karbon panjang
adalah triglyseride (lemak dan minyak).
Komponen glycerine memiliki titik didih tinggi yang dapat melindungi
minyak dari penguapan (volatilizing). Pada biodiesel, komponen asam lemak dari
minyak dikonversikan ke elemen lain yang disebut ester. Glycerine dan
asam lemak dipisahkan dengan proses esterifikasi. Minyak tumbuhan bereaksi
dengan alkohal dan katalis, jika minyak tumbuhan adalah metanol dan kelapa, dan
komponen reaktannya adalah alcohol maka akan dihasilkancoco metil ester. Coco
metil ester adalah nama kimia dari coco biodiesel. . Tingkat
keberhasilan dalam proses pembutan biodiesel dipengaruhi oleh putaran
pengadukan, temperatur pemanasan dan kadar katalis serta kandungan air ketika
pembuatan sodium metoksid.
Setelah diadakan pengujian mesin diesel dengan bahan bakar
minyak vegetatif dan minyak diesel didapatkan bahwa dengan minyak vegetatif
mempunyai efisiensi dan daya mesin yang lebih besar dibanding dengan minyak
diesel, karena suhu gas buang yang dihasilkan lebih rendah namun terjadi
penurunan kualitas nilai kalor rata-rata 2%. Dengan nilai kalor yang rata-rata
lebih rendah 2%, tetapi minyak vegetatif mempunyai angka cetana yang jauh lebih
tinggi (Angka cetana rata-rata minyak diesel 45, biodiesel 62 untuk yang
berbasis kelapa sawit, 51 untuk jarak pagar dan 62,7 untuk yang berbasis kelapa
sayur) akan didapat keterlambatan penyalaan yang lebih pendek bila dibandingkan
dengan minyak diesel. Adanya keterlambatan penyalaan yang lebih pendek
(ignition delay) daya yang dihasilkan besar dan efektif, maka akan dihasilkan
unjuk kerja yang optimum. Pengujian viscositas minyak vegetatif yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti
menunjukkan bahwa viskositas minyak vegetatif lebih besar bila dibandingkan dengan
minyak diesel. Viskositas minyak vegetatif berkisar antara (2.3 – 6) cst dan (2.6 – 4.8).
menunjukkan bahwa viskositas minyak vegetatif lebih besar bila dibandingkan dengan
minyak diesel. Viskositas minyak vegetatif berkisar antara (2.3 – 6) cst dan (2.6 – 4.8).
Keuntungan dari biodiesel dari minyak kelapa.
1. Minyak biodiesel yang bersumber dari minyak kelapa dapat
dibuat secara mudah dengan cara mereaksikan (mencampurkan) minyak kelapa dengan
methanol dan katalis NaOH yang akan menghasilkan biodiesel dan gliserin.
2. Bahan bakar biodiesel minyak kelapa mempunyai potensi
besar untuk diaplikasikan sebagai bahan bakar pengganti minyak diesel/solar.
Flash point dari biodiesel kelapa lebih rendah dari pada solar. Nilai kalor
bahan bakar biodiesel minyak kelapa setara dengan solar.
2. Gas alam
Gas alam seperti juga minyak bumi merupakan senyawa
hidrokarbon (CnH2n+2) yang terdiri dari campuran beberapa macam gas hidrokarbon
yang mudah terbakar dan non-hidrokarbon seperti N2, CO2, H2S dan gas mulia
seperti He dan Ar, terdapat pula uap air dan pasir. Umumnya gas yang terbentuk
sebagian besar dari metan CH4, dan dapat juga termasuk etan C2H6 dan propan
C3H8. Gas alam yang didapat dari dalam sumur di bawah bumi, biasanya bergabung
dengan minyak bumi. Gas ini disebut sebagai gas associated. Ada juga sumur yang
khusus menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan disebut gas
non-associated.
Meski secara jangka pendek, gas alam memang bisa
menyelesaikan permasalahan tersebut, tetapi dalam jangka panjang, apa yang
dialami oleh minyak bumi akan terjadi pada gas alam juga. Berdasarkan data
dari Natural Gas Fundamentals, Institut Francais Du Petrole pada tahun 2002,
cadangan terbukti (proved reserves) gas alam dunia ada sekitar 157703,109 m3.
Jumlah cadangan ini, dengan tingkat konsumsi gas alam sekarang ini, hanya akan
dapat bertahan selama beberapa puluh tahun saja.
Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari
material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini
tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan
sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul
pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis
bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam
lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan
sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian
senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein,
karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu
pembentukan asam dari senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka
tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana
dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina,
methano bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada
banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah
yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih
bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah
industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).
Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon
dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya
hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang
kandungannya sangat kecil.
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari
konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar
kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil
kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan
dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur,
kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan
zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan
menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5
ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan
membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur
trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan
membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang
kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan.
Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat
menimbukan korosif.